Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Tafsir :
Agar penetapan hukum dengan adil tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka diperlukan ketaatan terhadap siapa penetap hukum itu. Ayat ini memerintahkan kaum muslim agar menaati putusan hukum, yang secara hirarkis dimulai dari penetapan hukum Allah. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah perintah-perintah Allah dalam AlQur'an, dan taatilah pula perintah-perintah Rasul Muhammad, dan juga ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu selama ketetapan-ketetapan itu tidak melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu masalah yang tidak dapat dipertemukan, maka kembalikanlah kepada nilai-nilai dan jiwa firman Allah, yakni Al-Qur'an, dan juga nilai-nilai dan jiwa tuntunan Rasul dalam bentuk sunahnya, sebagai bukti jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya, baik untuk kehidupan dunia kamu, maupun untuk kehidupan akhirat kelak.
Ayat ini memerintahkan agar kaum Muslimin taat dan patuh kepada-Nya, kepada rasul-Nya dan kepada orang yang memegang kekuasaan di antara mereka agar tercipta kemaslahatan umum. Untuk kesempurnaan pelaksanaan amanat dan hukum sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, hendaklah kaum Muslimin:
a. Taat dan patuh kepada perintah Allah dengan mengamalkan isi Kitab suci Al-Qur'an, melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya, sekalipun dirasa berat, tidak sesuai dengan keinginan dan kehendak pribadi. Sebenarnya segala yang diperintahkan Allah itu mengandung maslahat dan apa yang dilarang-Nya mengandung mudarat.
b.Melaksanakan ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah saw pembawa amanat dari Allah untuk dilaksanakan oleh segenap hamba-Nya. Dia ditugaskan untuk menjelaskan kepada manusia isi Al-Qur'an. Allah berfirman:
"... Dan Kami turunkan Adz-dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka ¦." (an-Nahl/16:44).
c.Patuh kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ulil amri yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka. Apabila mereka telah sepakat dalam suatu hal, maka kaum Muslimin berkewajiban melaksanakannya dengan syarat bahwa keputusan mereka tidak bertentangan dengan Kitab Al-Qur'an dan hadis. Kalau tidak demikian halnya, maka kita tidak wajib melaksanakannya, bahkan wajib menentangnya, karena tidak dibenarkan seseorang itu taat dan patuh kepada sesuatu yang merupakan dosa dan maksiat pada Allah.
Nabi Muhammad saw bersabda:
"Tidak (dibenarkan) taat kepada makhluk di dalam hal-hal yang merupakan maksiat kepada Khalik (Allah swt)." (Riwayat Ahmad).
d.Kalau ada sesuatu yang diperselisihkan dan tidak tercapai kata sepakat, maka wajib dikembalikan kepada Al-Qur'an dan hadis. Kalau tidak terdapat di dalamnya haruslah disesuaikan dengan (dikiaskan kepada) hal-hal yang ada persamaan dan persesuaiannya di dalam Al-Qur'an dan sunah Rasulullah saw.
Tentunya yang dapat melakukan kias seperti yang dimaksud di atas ialah orang-orang yang berilmu pengetahuan, mengetahui dan memahami isi Al-Qur'an dan sunah Rasul. Demikianlah hendaknya dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhirat.
ALLAH mewasiatkan : Taatilah ALLAH, rosulNYA dan ulil amri (Pemimpin). ♥️
__________________________________________
Bisa jadi ini doa ayah Yudho dahulu kala, waktu aku bekerja di kamar operasi. Beliau suka panggil aku ustadzah, setiap beliau panggil aku ustadzah jawabanku "Masih jauh sekali yah".
Jawaban beliau : Yaudah, Dekat ke (Dengan logat palembang).
Dan tanpa aku sadari hari ini, isi blog ini adalah dakwah, aku saja tidak menyangka aku bisa menulis semua ini (42 BAB) dalam waktu 6 bulan (Juni - November, 2023) dan yang terlebih lagi aku tidak menyangka aku bisa menyusun kalimat perkalimatnya, bila aku baca lagi aku sering merinding "dari mana aku dapat kata-kata itu" ucapku dalam hati. Padahal aku baru sembuh dari sakit, bacaan sholat terbaru yang aku hafalkan ketika dewasa ini saja hilang semua setelah aku sakit, semua kembali kebacaan sholat yang aku pelajari waktu SD yang masih melekat tajam di ingatan. Semua materi tahsin yang selama ini aku hafal, tidak ingat lagi. Belajar lagi dari 0. Semua vocab B. Arab yang sudah aku pelajaripun hilang dari ingatan.
Allah bila sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin. Maha besar Allah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang."
(Doa nabi musa).
Ya Allah, alhamdulillah aku sudah sehat. Aku sudah tidak marah lagi. Sekarang sudah boleh pakai jilbab panjang, boleh pakai kaos kaki, dan tidak boleh berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan. Kami juga sudah sering kajian. Aku juga sudah tidak takud lagi dengan manusia. Sekarang bila ada yang ketahuan membully baik secara lisan ataupun tindakan akan di tindak. Berkahi kami Yaa Allah, ampunilah kami, mudahkanlah urusan kami, agama kami, dunia kami, Wahai Allah yang maha mengetahui. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.
Tutupilah semua Aib-aib kami Yaa Allah, sekarang kami sedang menerapkan rumah sakit berbudaya syariah, sudah ada satuan pengawas Internal Rumah Sakit bila ada kedzaliman diantara kami bantu kami untuk bisa menyelesaikannya secara adil tanpa harus Engkau yang memperlihatkannya.
Karena apalah daya kami, bila sampai Engkau yang turun tangan. Mampukan kami untuk menunaikan tiap-tiap amanah dan tanggung jawab yang sudah Engkau berikan kepada kami Yaa Robb. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya,
(QS. Al-Furqon : 58)
Tafsir
Wahai Rasul-Ku, teruskan dakwahmu dan bertawakallah dengan menyerahkan segala keputusan akhir kepada Allah Yang Mahahidup, Yang tidak mati, jangan kepada yang selain-Nya! Dan bertasbihlah dengan menjauhkan-Nya dari semua sifat kekurangan dan memuji-Nya karena hanya Dialah yang berhak dipuji, karena kesempurnaan Zat-Nya dan SifatNya. Dan jika ada hamba-Nya yang berbuat dosa, maka cukuplah Dia Yang Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.
Sebagaimana firman-Mu pada ayat diatas ya Robb, maka Yaa Robb hambamu memohon cukuplah Engkau saja yang maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.
Untuk perkataan yang lalu yang sudah terucap :
Rina yyy pindah yo ke ruangan lain, biarlah klo kito di zalimi orang Allah akan menunjukan.
➡️Allah maha melihatkan YyY?
Iya Allah maha melihat.
➡️Yaudah Rina jugo percaya klo Allah maha melihat. Rina dagapo-apo di pindah.
Engkau sungguh Maha Melihat Yaa Allah, maka cukuplah Engkau saja yang bisa melihat dosa-dosa kami. Karena kesempurnaan hanyalah milik-Mu sedangkan kami tidak ada satupun yang luput dari AIB.
Ampunilah kami Yaa Robb, atas ucapan kami.
Aku mematuhi perintah-Mu Ya Robb, karena wasiat-Mu untuk taat kepada pemimpin.
Rasulullah ` berpesan,
“Aku wasiatkan kalian agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun ia seorang hamba sahaya habasyah” (HR. At Tirmidzi)
Rosuulullah Shalallahu'alaihi Wa Salam, bersabda :
“Nanti setelah aku akan ada pemimpin pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku. Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka” (H.R. Muslim no. 1847).
Rasulullah ` juga bersabda, “Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144)
_________________________________________
Bersabarlah Terhadap Pemimpin yang Zhalim
Ibnu Abil ‘Izz mengatakan, “Hukum mentaati pemimpin adalah wajib, walaupun mereka berbuat zhalim (kepada kita). Jika kita keluar dari mentaati mereka maka akan timbul kerusakan yang lebih besar dari kezhaliman yang mereka perbuat. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman mereka dapat melebur dosa-dosa dan akan melipat gandakan pahala.
Allah tidak menjadikan mereka berbuat zhalim selain disebabkan karena kerusakan yang ada pada diri kita juga. Ingatlah, yang namanya balasan sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan (al jaza’ min jinsil ‘amal). Oleh karena itu, hendaklah kita bersungguh-sungguh dalam istigfar dan taubat serta berusaha mengoreksi amalan kita.
Perhatikanlah firman Allah berikut, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura [42] : 30)
Allah juga berfirman, “Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (Q.S. al-An’am [6]: 129)
Apabila rakyat menginginkan terbebas dari kezhaliman seorang pemimpin, maka hendaklah mereka meninggalkan kezhaliman.
Aku ulangi:
Apabila rakyat menginginkan terbebas dari kezhaliman seorang pemimpin, maka hendaklah mereka meninggalkan kezhaliman.
Yaa Allah semoga Engkau memberi kami hidayah. Aamiin.


Begitu pula yang di ucapkan oleh Imam Asy-Syafi'i: "Belajarlah fikih sebelum menjadi pemimpin, apabila engkau sudah jadi pemimpin, maka tidak ada lagi jalan pada fikih.".
Terutama fikih kepemimpinan/Siyasah itu sendiri.
Tulisan ini di tulis pada tahun 2023. Ketika masuk kerja kembali setelah sakit. Semoga menjadi bacaan pengingat untukku selalu. Aamiin.
Sebagai ganti tulisanku pada tahun 2015 yang terhapuskan ketika sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar