Rosuulullaah Shollallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda, "Sebaik-baik manusia diantara mu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain, berakhlak mulia, mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya, orang yang paling baik bagi keluarganya, serta orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya.". Islam manakah yang paling utama? "Rasulullah menjawab, "Siapa yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya." Tanpa tindakan, teori hanyalah sederet tulisan.

Sabtu, 25 Januari 2025

Taghoful. (Bagian 20)

TAGHOFUL : melupakan kesalahan saudara kita dan tidak mengingat ingatnya.

⚉  Al Hasan Al Bashri rohimahullah berkata, “Taghoful adalah akhlak orang-orang yang mulia.”

⚉  Ibnul Jauzi rohimahullah berkata:

“Melupakan kesalahan orang lain adalah sifat orang-orang mulia.
Karena manusia tak ada yang lepas dari kesalahan dan dosa.
Apabila seseorang selalu memperhatikan tiap kesalahan orang lain, ia akan lelah dan membuat orang lain lelah.
Orang yang berakal dan cerdas adalah orang yang tidak menghitung hitung kesalahan saudaranya, tetangganya, temannya dan keluarganya. Oleh karena itu imam Ahmad rohimahullah berkata, ‘Sembilan persepuluh akhlak yang baik ada pada taghoful.’”

[Tahdzibul Kamal 19/230].

Ponaanku ini adalah amalan yang sangat sulit. Sangat sulit. Sama sekali tidak mudah. Cicik sudah pernah bertemu dengan orang-orang yang meskipun kau sudah memaafkan dan memberikan 100 udzur tetap saja kau tidak bisa memaklumi atas perbuatannya terhadapanmu, tetap teringat. Jadi solusinya jauhi, pergi agar tidak teringat kembali. Memaafkan bukan bearti harus tetap bersama-sama.

Sebagaimana nasihat para Ulama: 

Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata,
“Apabila sampai kepadamu dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, maka berilah ia sebuah udzur sampai 70 udzur. Bila kamu tidak mendapatkan udzur, maka katakanlah, “Barangkali ia mempunyai udzur yang aku tidak ketahui.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 8344).

Abu Qilabah rahimahullah berkata:
“Jika sampai kepada mu kabar tentang saudara mu yang kau tidak sukai, Maka berusahalah mencari udzur bagi saudara mu itu semampu mu, jika engkau tidak mampu mendapatkan udzur bagi saudara mu, Maka katakanlah dalam dirimu 'Mungkin saudara ku punya udzur yang tidak ku ketahui'," (Al-Hilyah, 11/285)

Ibnu Hibbaan rahimahullah berkata :

“Memberi udzur (kepada orang lain) menghilangkan kegelisahan, melenyapkan kesedihan, menolak kedengkian, menyirnakan penghalang dari saudara.
Seandainya sikap memberi udzur kepada saudara (yang bersalah) hanya memiliki satu keutamaan yang terpuji yaitu menghilangkan sikap ujub dari jiwa seketika itu juga, maka wajib bagi orang yang berakal untuk tidak meninggalkan sikap memberi udzur kepada saudara pada setiap kekeliruan.
(Roudhotul ‘Uqolaa’ hal 186)


Orang yang suka memberi udzur apalagi memaafkan saudaranya yang bersalah maka akan mensucikan jiwanya dan membahagiakan hatinya.

Adapun jika tidak suka memberi udzur apalagi suka mencari-cari kesalahan dan suka mendendam maka hanya menyiksa hati dan menjadikannya ujub.

__________________________________________

Mungkin logika akan berfikir, 

"enak sekali jadi dia dilupakan begitu saja". 

Ingat saja ini rin, udzur yang paling ampuh. 

Bagaimana bila seandainya dia memohon ampunan kepada Allah, menyesali serta bertaubat atas perbuatannya padamu sedang Engkau masih mengingat-ngingat aibnya (perbuatannya padamu)? Lalu siapa yang jadi mulia disisi Allah? Sedang Allah maha pengampun dan menyayangi orang yang bertaubat dan tidak menyukai orang yang ujub?

Astaghfirullah.

Sudahlah lupakan.

Dari Ibnu ‘Umar ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

Tulisan ini di tulis pada tahun 2023. Ketika masuk kerja kembali setelah sakit. Semoga menjadi bacaan pengingat untukku selalu. Aamiin.

Sebagai ganti tulisanku pada tahun 2015 yang terhapuskan ketika sakit.

Alamat URL :
https://dandelionateki.blogspot.com/2023/07/taghoful.html?m=1

Bearti di tulis pada bulan 07/2023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar