_________________________________________
Ponaanku kalimat diatas mungkin tidak akan kalian mengerti, karena tidak akan ada yang bisa merasakan apa yang cicik rasakan tanpa mengalami seperti apa yang cicik alami. Cicik tidak ingin kalian alami apa yang cicik alami tapi cicik mau kalian ambil pelajarannya.
Allah itu ada jadi makmurkanlah rumah-Nya, meski nanti ponaan-ponaan cicik Allah anugerahi surganya Allah di bumi (Keluarga yang harmonis) jangan pernah lupakan rumah Allah. Sering kunjungi rumah-Nya dimanapun ponaan cicik berada.
Di 10 hari terakhir pada setiap bulan ramadhan sempatkan menginap dirumah-Nya ajak teman-teman adek. Rasakan indahnya menginap dirumah Allah dek. Nanti doakan semoga cicik berkesempatan mengajak kalian untuk menginap dirumah Allah. Indah sekali dek, lebih indah dari camping yang cicik sukai. Semoga kenikmatan yang cicik rasakan juga ikut kalian rasakan. Ini adalah hal yang selalu cicik rindukan di setiap datangnya bulan ramadhan.
Sudah 2 kali bulan ramadhan cicik tidak bisa ikut ini karena sedang istirahat sakit. Semoga Ramadhan tahun depan Allah beri cicik kesempatan kembali untuk merasakan hal yang cicik sukai. Aamiin.
Cicik benar-benar rindu menginap dirumah Allah.
Ponaanku ingat pesan cicik:
Jangan pernah bangga diri, jangan kagum pada diri sendiri, jangan kagum pada amalan diri, terutama untuk yunda meskipun Allah karuniakan yunda tampilan dzahir yang cantik jangan bangga diri, jangan kagum pada diri sendiri. Itu ujian.
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
-Qs. Asy-syu'ara' ayat 88-89
Allah melihat hati dan amal, jadi jaga hati dari sifat-sifat yang tidak Allah ridhai salah satunya kekaguman pada diri sendiri/ujub.
Sumber buku : Mukhtasar minhajul qosidin.
Ponaanku sibuklah dengan aib-aib kita sendiri, perbanyak muhasabah, hisablah diri kita sebelum kita di hisab di yaumul hisab, timbanglah diri kita sebelum kita ditimbang di yaumul mizan.
Ingat : Diyaumul hisab kau tidaklah ditanya tentang dosa orang-orang disekitarmu melainkan dosamu. Jadi fokuslah pada diri sendiri.
Ponaanku kita bukan Rosuul yang maksum. Kesempurnaan pada anak manusia telah sirna setelah wafatnya rasulullah. Jadi meskipun nanti sudah belajar lalu tergelincir jangan merasa putus asa. Ingat kita manusia biasa, kesempurnaan hanyalah milik Allah dan Rosuul-Nya.
Hikmah dari hal ini, Allah ingin mengajarkan kita jangan bangga diri, jangan merasa berilmu, jangan merasa lebih baik dari orang lain, jangan merasa suci, jangan merasa kita akan terlindungi dari khilaf, salah dan dosa. Semua yang kita dapatkan, yang kita lakukan semua atas izin Allah, kau mampu beramal itu bukan atas engkau tapi melainkan atas izin-Nya. Jadi jangan bangga diri. Bangga diri ini membinasakan.
Makna secara halus bearti meniadakan Allah dan merasa lebih baik dari orang lain.
Ponaanku ketahuilah ketika kita secara dzahir/lahir/syariat sudah baik, maka berikutnya yang Allah uji adalah kebersihan hati (Tazkiyatun Nafs). Ketika kau melihat seseorang berbuat dosa/kesalahan/ketergelinciran/kekhilafan, ketika aib keburukan orang lain Allah bukakan di depan matamu katakan pada dirimu sendiri :
Ini ujian untukku bukan untuknya, Allah ingin menilai hati.
Bila cicik pahami lagi itulah tujuan Allah membuat kita tidak maksum seperti Rosuul, kesempurnaan pada anak manusia sirna setelah wafatnya Rosuul. Karena agar kita sadar bahwa kita harus bersikap rendah hati. Jadi bila nanti ponaan cicik sudah belajar agama, sudah berhijab syar'i lalu ponaan cicik atas izin Allah tergelincir melakukan kesalahan, ingat ini kita tidak maksum. Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan Rosuul-Nya, jangan berputus asa, perbanyak istighfar.
Seperti yang tertulis di akun dakwah,
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ
“Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi no. 2505. Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini maudhu’). Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dosa yang telah ditaubati.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عُيِّرَتْ بِهَا أَخَاكَ فَهِيَ إِلَيْكَ يَحْتَمِلُ أَنْ يُرِيْدَ بِهِ أَنَّهَا صَائِرَةٌ إِلَيْكَ وَلاَ بُدَّ أَنْ تَعْمَلَهَا
“Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.” (Madarijus Salikin, 1: 176)
Hadits di atas bukan maknanya adalah dilarang mengingkari kemungkaran. Ta’yir (menjelek-jelekkan) yang disebutkan dalam hadits berbeda dengan mengingkari kemungkaran. Karena menjelek-jelekkan mengandung kesombongan (meremehkan orang lain) dan merasa diri telah bersih dari dosa. Sedangkan mengingkari kemungkaran dilakukan lillahi Ta’ala, ikhlas karena Allah, bukan karena kesombongan. Lihat Al-‘Urf Asy-Syadzi Syarh Sunan At-Tirmidzi oleh Muhammad Anwar Syah Ibnu Mu’azhom Syah Al-Kasymiri.
Bedakan antara menasihati dengan menjelek-jelekkan. Menasihat berarti ingin orang lain jadi baik. Kalau menjelek-jelekkan ada unsur kesombongan dan merasa diri lebih baik dari orang lain.
Jangan sombong, sampai merasa bersih dari dosa atau tidak akan terjerumus pada dosa yang dilakukan saudaranya.
Semoga Allah memberikan hidayah demi hidayah.
Pengingat diri.
__________________________________________
Stranger ku kali ini (10/01/2024) adalah bulan yang lebih baik dari seribu bulan, penghulu segala bulan.
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu." (HR Ath-Thabrani)
Tamu yang sangat luar biasa, mengapa?
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: "Dinamakan bulan Ramadhan karena ia mengugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh."
Sungguh, tamu yang satu ini memiliki malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Disebutkan dengan malam kemuliaan, karena padanya : malam diturunkannya Al-Qur'an.
QS. Al- Qodr ayat 1-5
Allahuma Innaka ‘afuwwun kariim tubibbul-‘afwa fa’fu ‘anni.
#30hbc24stranger
#30hbc2410
#30haribercerita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar